KPPU Beberkan Penyebab Kenaikan Harga Cabai, Bawang Merah dan Daging Ayam di Balikpapan
Sementara itu, harga daging ayam yang pada minggu lalu sempat menyentuh harga Rp 65 ribu per ekornya, saat ini sudah mengalami penurunan menjadi Rp 60 ribu per ekornya.
Kendati sudah mengalami penurunan, namun harga tersebut masih terbilang tinggi karena untuk harga normal daging ayam sebelumnya hanya Rp 50 ribu per ekornya.
KPPU Balikpapan sudah memanggil pihak Perusahaan Inti Kemitraan Peternakan serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kaltim untuk mendalami penyebab terjadinya kenaikan harga tersebut.
Disebutkan, informasi awal penyebab distribusi day old chick (DOC) Perusahaan Pembibitan (Breeding Farm) pada 20 April – 10 Mei 2022 tidak masuk ke peternak, sehingga berdampak pada produksi ataupun stok daging ayam menjadi berkurang.
Kondisi ini berdampak terhadap peningkatan harga daging ayam di tingkat konsumen lebih tinggi dari biasanya.
Perusahaan Inti lainnya menyampaikan informasi kenaikan harga ayam lebih disebabkan faktor cuaca dan kualitas air yang kurang baik, sehingga menjadi penyebab pengembangbiakan ayam tidak maksimal terutama terjadi pada April-Juni.
Selain itu, sistem kandang peternak mitra perlu diubah dari sistem kandang open house menjadi close house untuk meningkatkan keberhasilan dalam pertumbuhan berat badan ayam potong.
"Seperti yang dilakukan oleh peternak di Pulau Jawa yang menerapkan sistem kandang close house mencapai 70-80 persen dari populasi peternak, sedangkan di Kaltim hanya berkisar lima sampai sepuluh persen dari populasi peternak yang ada," ungkap Kepala KPPU Kanwil V Balikpapan Manaek Pasaribu melalui rilisnya kepada JPNN.com, Minggu (3/7).
KPPU Balikpapan mengungkapkan penyebab terjadinya kenaikan harga cabai, bawang merah hingga daging ayam sejak seminggu terakhir
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News