Samarinda Tempo Doeloe: Saat Merdeka Terlambat Menggema di Benua Etam

"Saat itu warga dari Banjarmasin yang datang ke Samarinda membangkitkan semangat juang perlawanan dan akhirnya pejuang Samarinda bergabung dalam BPRI yang didirikan Bung Tomo," ucapnya.
Penyerangan pertama, yang tak luput catatan sejarah, terjadi pada 15 November 1946, di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di pinggir Sungai Mahakam.
Saat itu, gerilyawan melakukan pembakaran terhadap gudang barang ekspor Belanda. Banyak pejuang yang tertangkap dari sabotase tersebut.
"Bisa dikatakan ini awal perlawanan pertama yang dilakukan di Samarinda. Walaupun saat itu Belanda masih tangguh, dan saat itu dikabarkan hanya kebakaran biasa saja," tutur Sarip.
Selanjutnya, 6 Januari 1947. Markas BPRI di kawasan Sambutan, tepatnya samping Kantor Kecamatan Sambutan saat ini, diserang oleh tentara sekutu, yang membuat para pejuang dipukul mundur ke hutan.
Saat itu, terdapat korban tewas, yakni Tarmidi, yang sekarang namanya menjadi nama jalan di Samarinda.
Tentara sekutu kembali melakukan penyerangan di Solong, pada 7 Januari 1947 yang kembali memaksa para pejuang untuk mundur hingga kawasan Lempake.
"Saat itu banyak mata-mata, pelakunya ialah pengkhianat Londo Ireng (orang Indonesia). Sehingga tentara sekutu dapat menemukan para pejuang," ungkap Sarip.
Kabar besar Proklamasi Kemerdekaan RI terlambat sampai di Benua Etamhingga perjuangan rakyat kaltim memperjuangkan kemerdekaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News