Samarinda Tempo Doeloe: Saat Merdeka Terlambat Menggema di Benua Etam

Minggu, 21 Agustus 2022 – 15:58 WIB
Samarinda Tempo Doeloe: Saat Merdeka Terlambat Menggema di Benua Etam - JPNN.com Kaltim
kantor Gubernur Kaltim di Jalan Gajah Mada, Samarinda, dulunya adalah kantor Asisten Residen. Di Kaltim, Belanda menyerahkan kedaulatan di lokasi berdirinya gedung ini pada 27 Desember 1949. Foto: Arditya Abdul Aziz/JPNN.com.

"Saat itu warga dari Banjarmasin yang datang ke Samarinda membangkitkan semangat juang perlawanan dan akhirnya pejuang Samarinda bergabung dalam BPRI yang didirikan Bung Tomo," ucapnya. 

Penyerangan pertama, yang tak luput catatan sejarah, terjadi pada 15 November 1946, di Jalan Yos Sudarso, tepatnya di pinggir Sungai Mahakam.

Saat itu, gerilyawan melakukan pembakaran terhadap gudang barang ekspor Belanda. Banyak pejuang yang tertangkap dari sabotase tersebut.

"Bisa dikatakan ini awal perlawanan pertama yang dilakukan di Samarinda. Walaupun saat itu Belanda masih tangguh, dan saat itu dikabarkan hanya kebakaran biasa saja," tutur Sarip.

Selanjutnya, 6 Januari 1947. Markas BPRI di kawasan Sambutan, tepatnya samping Kantor Kecamatan Sambutan saat ini, diserang oleh tentara sekutu, yang membuat para pejuang dipukul mundur ke hutan.

Saat itu, terdapat korban tewas, yakni Tarmidi, yang sekarang namanya menjadi nama jalan di Samarinda.

Tentara sekutu kembali melakukan penyerangan di Solong, pada 7 Januari 1947 yang kembali memaksa para pejuang untuk mundur hingga kawasan Lempake.

"Saat itu banyak mata-mata, pelakunya ialah pengkhianat Londo Ireng (orang Indonesia). Sehingga tentara sekutu dapat menemukan para pejuang," ungkap Sarip.

Kabar besar Proklamasi Kemerdekaan RI terlambat sampai di Benua Etamhingga perjuangan rakyat kaltim memperjuangkan kemerdekaan.
Facebook JPNN.com Kaltim Twitter JPNN.com Kaltim Pinterest JPNN.com Kaltim Linkedin JPNN.com Kaltim Flipboard JPNN.com Kaltim Line JPNN.com Kaltim JPNN.com Kaltim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News