Penambang Ilegal Tak Kunjung Ditindak, Puluhan Petani dan Mak-Mak Bergerak, Lihat Tuh
kaltim.jpnn.com, SAMARINDA - Puluhan petani di Samarinda menggelar aksi unjuk rasa dengan menyegel sejumlah alat berat yang diduga milik penambang ilegal di Kecamatan Makroman, Sabtu (24/9) siang.
Puluhan petani yang tergabung dari tiga kelompok tani (poktan) itu geram dan merasa terganggu dengan aktivitas pertambangan ilegal yang belakangan ini beroperasi hanya sekitar 20 meter dari lahan pertanian mereka.
Mirisnya, aktivitas pertambangan ilegal yang sebelumnya telah dilaporkan petani ke aparat kepolisian tak kunjung mendapat penindakan.
Kecewa karena itu, puluhan petani ini lantas bergerak menyegel sejumlah alat berat yang ada di areal pertambangan ilegal tersebut dengan menggunakan tali rafia.
Dinamisator Jatam Kaltim Mareta Sari dalam rilisnya menyampaikan unjuk rasa tersebut juga diikuti puluhan ibu-ibu yang tinggal di kawasan Jalan Jalan Luas, Kecamatan Makroman.
Mereka nekat menyegel sejumlah alat berat menggunakan tali rafia sebagai bentuk protes atas terganggunya lahan pertanian mereka karena aktivitas penambangan ilegal.
"Aksi protes ini dilakukan bertepatan dengan Hari Tani Nasional 2022 di areal pertanian sekitar 20 meter dari lokasi penambangan illegal. Mereka geram karena polisi tidak menindak," ungkap Mareta.
Tidak hanya menyegel alat berat, tali rafia juga dipasang keliling di sisi areal galian tambang batu bara tersebut layaknya garis polisi.
Puluhan petani bersama sejumlah mak-mak menggelar unjuk rasa buntut penambang ilegal yang tak kunjung ditindak
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News