Samarinda Tempo Doeloe: Saat Merdeka Terlambat Menggema di Benua Etam
Jepang masih menyebarkan propaganda Kesemakmuran Asia Raya melalui media, walaupun nyatanya kondisinya mereka telah babak belur dihajar pasukan Sekutu.
"Situasinya saat itu banyak radio-radio dirusak oleh tentara Jepang. Warga tidak punya media untuk mendengar informasi dari luar Kaltim," ungkap sejarawan Kaltim Muhammad Sarip kepada kaltim.jpnn.com, Rabu (17/8) sore.
Pria penerima Sertifikat Kompetensi Bidang Sejarah Kemdikbud-BNSP tersebut kembali melanjutkan menyampaikan kondisi Kaltim pada awal kemerdekaan Indonesia saat itu.
Dikatakannya, saat teks proklamasi dibacakan oleh Bung Karno di Jakarta, Kota Samarinda saat itu menjadi pusat pemerintahan kawasan Timur Kalimantan masih dalam kondisi mencekam.
Sebagian besar warga Samarinda bahkan masih banyak yang mengungsi ke kawasan pinggiran, seperti di wilayah Lempake.
Hal itu terjadi karena pesawat sekutu sering melintasi di angkasa kota, menembak dan menjatuhkan bom.
Permukiman di pusat kota banyak yang terbakar akibat serangan sekutu kepada Jepang yang menduduki Samarinda sejak 3 Februari 1942.
Tentara Jepang yang bercokol di Samarinda saat itu pun tidak mengabarkan kemerdekaan Indonesia ke masyarakat Kaltim.
Kabar besar Proklamasi Kemerdekaan RI terlambat sampai di Benua Etamhingga perjuangan rakyat kaltim memperjuangkan kemerdekaan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News
