Dinkes Kaltim Kejar Target Eliminasi Kusta di Kutai Barat

Rabu, 07 Februari 2024 – 17:56 WIB
Dinkes Kaltim Kejar Target Eliminasi Kusta di Kutai Barat - JPNN.com Kaltim
Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin. Foto: ANTARA/HO-Diskkminfo Kaltim

kaltim.jpnn.com, SAMARINDA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim berupaya mencegah dan mengendalikan penyakit tropis terabaikan (NTDs) dan gigitan hewan berbisa.

NTDs merupakan kelompok penyakit menular yang mempengaruhi lebih satu miliar orang di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis yang berdampak pada kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas masyarakat.

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menyebutkan ada 20 penyakit yang termasuk NTDs berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, di Indonesia ada sejumlah penyakit NTDs yang diprioritaskan, antara lain filariasis, cacingan, kusta, dan frambusia.

"Kami telah melaksanakan program pencegahan dan pengendalian penyakit menular sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada, baik tenaga maupun pendanaan untuk kegiatan operasional," kata Jaya, Rabu (7/2).
 
Jaya mengatakan laporan kasus penyakit akibat hewan berbisa dan tanaman beracun (PAGHB-TB) yang terlaporkan di Provinsi Kaltim tahun 2023 sebanyak 41 kasus gigitan ular dan satu kematian di Kabupaten Penajam Paser Utara. 

Selain itu, ada kasus serangan tawon sebanyak 109 kasus.
 
"Kami juga berupaya mencapai target eliminasi kusta, yaitu angka prevalensi kurang dari satu per 10 ribu penduduk," terangnya.
 
Berdasarkan data tahun 2016-2022, Provinsi Kaltim telah eliminasi kusta, kecuali Kabupaten Kutai Barat yang memiliki angka prevalensi 1,06 per 10 ribu penduduk. 

Dinkes Kaltim juga akan terus mendorong upaya eliminasi kusta di kabupaten ini agar tercapai eliminasi pada tingkat provinsi.
 
Jaya menyampaikan terdapat empat kabupaten/kota yang sudah eradikasi frambusia, yaitu Bontang, Balikpapan, Penajam Paser Utara, dan Paser.
 
"Sedangkan enam kabupaten atau kota telah dilakukan penilaian sertifikasi bebas frambusia oleh komite ahli pada tahun 2023, yaitu Samarinda, Kutai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Mahakam Ulu," sebutnya.
 
Dinkes Kaltim berkomitmen untuk mencapai eliminasi filariasis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan oleh nyamuk. 


"Kami telah melakukan survei epidemiologi di sepuluh kabupaten atau kota dan menemukan prevalensi mikrofilaria kurang dari satu persen yang menunjukkan bahwa filariasis dapat dieliminasi," paparnya.
 
Dia menjelaskan upaya eliminasi kusta, eradikasi frambusia, dan eliminasi filariasis mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif melalui beberapa langkah.

Dinkes Kaltim berupaya mencegah dan mengendalikan NTDs, salah satunya mengejar target eliminasi kusta di Kutai Barat
Facebook JPNN.com Kaltim Twitter JPNN.com Kaltim Pinterest JPNN.com Kaltim Linkedin JPNN.com Kaltim Flipboard JPNN.com Kaltim Line JPNN.com Kaltim JPNN.com Kaltim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News

TERPOPULER

PERIODE:   6 JAM 12 JAM 1 HARI 1 MINGGU

Maaf, saat ini data tidak tersedia