Cerita Pj Gubernur Akmal Malik soal Nauru, Negara yang Buruk dalam Mengelola Tambang
Dia menilai konsep kelola tambang Berau Coal sangat memerhatikan kepentingan masa depan dan transformasi dari tambang menuju pertanian, peternakan dan perikanan.
Namun, kata Akmal, langkah progresif seperti dilakukan Berau Coal bukan tanpa halangan.
Sebab di luar, berkembang stigma negatif yang terus dibangun bahwa tambang menghadirkan kehancuran dan kerusakan lingkungan hidup, seperti yang terjadi di Nauru.
Padahal faktanya tidak seperti itu, seperti yang dilakukan Berau Coal dan perusahaan tambang pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang secara konsisten melakukan upaya-upaya serius untuk melakukan penghijauan kembali dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita terus lakukan aksi nyata dan campaign (kampanye) positif bahwa tambang harus menghadirkan rakyat yang lebih sejahtera. Tambang harus menghadirkan masyarakat dan lingkungan yang lebih baik ke depan," tegas Akmal.
Contohnya Berau Coal yang memiliki areal konsesi tidak kurang dari 108 ribu hektare, dan jumlah pekerja mencapai 23 ribu orang.
Akmal berharap Berau Coal dan perusahaan pemegang IUP lainnya dapat memberikan contoh membangun berkelanjutan, dan menjadi contoh yang baik dari praktik tambang.
Misal saja, membantu mewujudkan ketahanan pangan di daerah melalui pemanfaatan areal lahan eks tambang di sekitar perusahaan.
Simak cerita Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik soal Nauru, negara yang dahulu terkaya karena tambang kini menjadi termiskin di dunia
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News