Prosesi Sakral Belimbur Menutup Festival Erau Adat Kutai 2024, Penuh Makna

Senin, 30 September 2024 – 07:02 WIB
Prosesi Sakral Belimbur Menutup Festival Erau Adat Kutai 2024, Penuh Makna - JPNN.com Kaltim
Replika Naga Laki dan Naga Bini diarak dari Tenggarong menuju Kutai Lama, Kutai Kartanegara sebelum proses sakral Belimbur digelar pada Minggu (29/9). Foto: Ahmad Rifandi

Ini melambangkan pembersihan diri dari pengaruh jahat dan permohonan perlindungan dari Yang Maha Kuasa.


"Dalam melaksanakan ritual adat Belimbur yang sakral ini, kita semua wajib menjaga etika dan sopan santun," kata Pjs Bupati Kutai Kartanegara Bambang Arwanto dikutip, Senin (30/9).

Tata krama Belimbur adalah titah Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Rakyat yang bersuka cita di tanah Kutai harus mematuhi aturan agar makna suci Belimbur tidak ternodai oleh perilaku tidak pantas.

Pangeran Aji Amijoyo dari Kesultanan Kutai ing Martadipura menyampaikan prosesi ini akan mengulang tapak tilas dengan membawa dua replika naga ke Kutai Lama.

Menurut Pangeran Aji Amijoyo, festival ini menjadi representasi identitas bangsa Indonesia melalui kearifan lokal dan semangat masyarakat dalam melestarikan tradisi.

Selain aspek budaya, Erau juga memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Kutai Kartanegara.

Festival ini menjadi potensi penggerak peningkatan pariwisata di wilayah Kalimantan Timur, terutama dengan kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang beririsan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Erau diharapkan dapat menjadi citra eksklusif yang membanggakan bagi masyarakat Kalimantan Timur," ungkap Amijoyo.

Pangeran Aji Amijoyo menjelaskan empat prinsip dasar yang menjadi pondasi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang disebut 'empat buncu pasak bumi', yakni adat, adab, berbudaya, dan bersyarat.

"Jika nilai-nilai dasar ini tersosialisasi dengan baik kepada generasi muda, Kutai Kartanegara akan menjadi titik cahaya yang menerangi bumi persada Ibu Kota Nusantara," ucap Pangeran Aji Amijoyo.

Belimbur yang merupakan tradisi saling menyiramkan air ini memiliki makna spiritual mendalam sebagai bentuk penyucian diri dan rasa syukur masyarakat.

Mereka yang menghadiri acara penutup Erau siap basah kuyup, karena aksi siram-menyiram air tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga dari arah sungai. (antara/jpnn)

Prosesi Sakral Belimbur menuntup kemeriahan Festival Erau Adat Kutai 2024 yang sudah dimulai sejak Sabtu (21/9). Namun sebelumnya ada prosesi mengulur naga

Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Facebook JPNN.com Kaltim Twitter JPNN.com Kaltim Pinterest JPNN.com Kaltim Linkedin JPNN.com Kaltim Flipboard JPNN.com Kaltim Line JPNN.com Kaltim JPNN.com Kaltim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News