Wabup Yohanes Avun Optimistis Pemkab Mahulu Mampu Turunkan Stuting Hingga Jadi 12 Persen
Disusul Kota Samarinda 25 persen, Kabupaten Paser 24,9 persen.
Kemudian Kabupaten Kutai Timur 24,9 persen, Kabupaten Kutai Barat 23,1 persen, Kabupaten Penajam Paser Utara 21,8 persen, Kabupaten Berau 21,6 persen, Kota Bontang 21 persen, Kota Balikpapan 19,6 persen, dan Kabupaten Mahulu dengan prevalensi paling rendah, yakni 14,8 persen.
"Hingga kini Pemkab Mahulu terus berupaya menurunkan presentasi stunting di kawasan perbatasan secara bertahap, dimulai dengan target 12 persen tahun ini hingga ke titik nol di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.
Wabup Yohanes Avun menyatakan hal ini dapat dilakukan karena jumlah penduduk Mahulu yang relatif lebih sedikit ketimbang daerah lain di Kaltim.
Selain itu, bahan pangan dengan aneka gizi lokal pun banyak tersedia, sehingga yang diperlukan adalah kesadaran masyarakat, terutama kaum ibu dalam pola konsumsi.
Menurut Yohanes, Mahulu sangat kaya dengan aneka bahan pangan yang bergizi tinggi bagi kesehatan anak, ibu hamil dan ibu menyusui.
"Untuk itu, yang perlu diberikan pemahaman ke masyarakat adalah perubahan pola asuh yang menjadi salah satu indikator penentu kesehatan masyarakat,” tegasnya.
Kemudian perlu pemetaan penanganan stunting di masing-masing kecamatan maupun desa sehingga pendampingan dari tenaga kesehatan bisa dilakukan secara tepat sasaran dan intensif dalam memberikan bantuan makanan bergizi maupun obat-obatan penunjang. (antara/jpnn)
Beberapa program yang dilaksanakan Pemkab Mahulu diyakini Wabup Yonahes Avun mam[u menurunkan stunting
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Kaltim di Google News